Total Tayangan Halaman

Senin, 23 November 2009

SIAPAKAH YANG DISEBUT SEBAGAI ORANG SIMALUNGUN ?

Apakah Anda merasa sebagai orang Simalungun?

Seminar Kebudayaan Simalungun se-Indonesia (Pertama) pada tahun 1964 merumuskan bahwa :"Marga Simalungun ialah mereka yang merasa dirinya Simalungun dan melakukan kebudayaan Simalungun sebagai kebiasaan hidupnya". Jadi, sekalipun kita menyandang marga Simalungun sejak lahir sampai mati, itu tidak membuktikan bahwa kita adalah orang Simalungun.
Tetapi, bagaimanakah kebiasaan hidup orang Simalungun itu?
Saya merasa tidak ada seorangpun dari kita yang bisa menjawabnya dengan tepat.
Seorang mahasiswa Antropologi bisa saja menyusun kerangka etnografi sebagaimana yang dia peroleh dari bangku kuliah. Akan tetapi bila kerangka etnografi itu yang dijadikan jawaban untuk pertanyaan tersebut, maka saya atau mungkin juga Anda akan menentang. Sebab, dalam kerangka etnografi itu akan ditemukan kalimat yang kurang lebih berbunyi seperti ini:
"Masyarakat suku Simalungun tinggal di rumah-rumah besar yang disebut "jabu" dan setiap rumah dihuni oleh setidak-tidaknya empat keluarga...." dan "....sejalan dengan agama "Sipelebegu" yang mereka anut, pada malam bulan purnama masyarakat suku Simalungun biasanya kerap mengadakan upacara-upacara keagamaan berupa pemberian sesajen kepada batu-batu besar atau pohon-pohon besar, sebagai penghormatan kepada roh-roh gaib penguasa alam semesta yang mereka yakini tinggal di batu-batu dan pohon-pohon besar tersebut...."
Saya tidak tinggal di rumah seperti itu. Bahkan Ompung saya pun tidak sempat merasakan hal itu. Saya juga tidak pernah melihat apalagi melakukan upacara-upacara penyembahan batu-batu besar atau pohon-pohon besar seperti itu. Saya yakin Anda juga tidak.
Nah, apakah si-mahasiswa yang menyusun kerangka etnografi tersebut berhak mengatakan saya bukan orang Simalungun? Saya rasa jawaban kita sama. Tidak! Akan tetapi kalau kita mengatakan diri kita orang Simalungun, sekalipun kita tidak melakukan kebudayaan Simalungun sebagai kebiasaan hidup kita, itu berarti kita meremehkan orang-orang tua suku Simalungun yang ikut serta dalam Seminar Kebudayaan Simalungun tahun 1964 itu. Itu adalah dosa, tidak menghormati orang tua.

Lalu bagaimana?
Mungkin Anda akan mengatakan: "Memangnya apa untungnya jadi orang Simalungun? " Bila Anda mengatakan seperti itu, sementara Anda tahu bahwa sebenarnya Anda sendiri atau salah satu orang tua atau kakek/nenek Anda berasal dari daerah Simalungun, saya rasa Anda kurang benar juga. Karena dengan begitu Anda telah memutuskan secara sepihak hubungan Anda dengan sepupu-sepupu dan keponakan-keponakan Anda yang tinggal di daerah Simalungun, sementara mereka masih menganggap Anda sebagai bagian dari diri mereka dan bahkan mungkin beberapa diantara mereka seringkali memimpikan Anda pulang untuk membantu mereka keluar dari keterbelakangan mereka.

Bukankah itu suatu penghianatan?
Penghianatan Anda kepada mereka?

Nah, bila Anda punya ide atau apapun yang bisa membantu orang-orang Simalungun, khususnya yang tinggal di daerah Simalungun, untuk meraih kemajuan seperti yang telah Anda rasakan, mari bersama-sama melakukannya. Home page ini terbuka untuk Anda.

Horas! Horas! Horas ma banta haganupan!

MARGA-MARGA SUKU SIMALUNGUN *
________________________________________
Damanik

1. Damanik Barita
2. Damanik Bayu
3. Damanik Gurning
4. Damanik Limbong
5. Damanik Malau
6. Damanik Rampogos
7. Damanik Sarasan
8. Damanik Soula
9. Damanik Tomok
10. Damanik Usang

Saragih

1. Saragih Dajawak
2. Saragih Garingging
3. Saragih Munthe
4. Saragih Sidauruk
5. Saragih Simanihuruk
6. Saragih Simarmata
7. Saragih Sitanggang
8. Saragih Sitio
9. Saragih Sumbayak

Purba

1. Purba Girsang
2. Purba Pakpak
3. Purba Siboro
4. Purba Sidadolog
5. Purba Sidagambir
6. Purba Sidasuha (Dasuha?)
7. Purba Sigumonrong
8. Purba Tambak
9. Purba Tambun Saribu
10. Purba Tanjung
11. Purba Tondang

Sinaga

1. Sinaga Dahihoyong Bodat
2. Sinaga Dahihoyong Hataran
3. Sinaga Sidahalogan
4. Sinaga Sidahapintu
5. Sinaga Sidasuhut
6. Sinaga Sihaloho
7. Sinaga Simaibun (Simaibung?)
8. Sinaga Simandalahi
9. Sinaga Simanjorang
10. Sinaga Sipayung
11. Sinaga Sitopu

Sistem Kekerabatan
________________________________________

Tolu Sahundulan, Lima Sadalanan

Sistem kekerabatan suku Simalungun bertolak dari azas TOLU SAHUNDULAN, LIMA SADALANAN, PITU SAODORAN. Azas yang sama (diketahui) juga terdapat pada sub-suku bangsa Batak lainnya (Karo, Mandailing, Pakpak dan Toba), hanya saja dengan sebutan yang berbeda-beda. Pada suku Batak Toba misalnya, disebut sebagai DALIHAN NA TOLU.

Azas TOLU SAHUNDULAN ini menempatkan seseorang, secara pasti sejak lahir sampai akhirnya meninggal dunia, memiliki tiga kemungkinan posisi dalam berinteraksi baik dengan individu maupun dengan sekelompok orang. Ada saatnya dibawah dalam arti harus lebih menghormati pihak (individu maupun kelompok) lawan bicara, ada saatnya sejajar dalam arti tidak perlu menganggap lawan interaksi sebagai pihak yang harus lebih dihormati tetapi cukup menganggap sebagai teman sebaya, dan ada pula saatnya diatas dalam arti menganggap diri sebagai orang yang selayaknya lebih dihormati. Pemposisian diri ini didasarkan pada penggolongan terhadap pihak lawan interaksi ke dalam tiga kelompok. Kelompok dimaksud adalah: (1)Tondong, yakni kelompok orang-orang yang posisinya di atas; (2)Sanina, yakni kelompok orang-orang yang posisinya sejajar; dan (3)Boru, yakni kelompok orang-orang yang posisinya di bawah.

Azas ini, setidaknya hingga saat ini, masih dijunjung tinggi sehingga pemposisian diri itu tidak terbatas hanya pada saat berinteraksi dengan anggota masyarakat suku Simalungun saja. Tetapi juga dengan individu lain diluar suku Simalungun, sejauh masih terdapat hubungan kekerabatan. Misalnya saja, melalui perkawinan antara salah satu anggota keluarganya dengan orang dari luar suku Simalungun.

Jadi, seseorang harus lebih menghormati pihak lawan interaksi bila berhadapan dengan kelompok Tondong, bersikap sebagai teman sebaya bila berinteraksi dengan Sanina dan pada saat berinteraksi dengan Boru, seseorang berada pada posisi di atasboleh menganggap diri sebagai orang yang harus lebih dihormati.

Meskipun boleh menganggap diri sebagai orang yang harus dihormati bila berinteraksi dengan Boru, itu tidak berarti boleh merendahkannya baik dalam sikap maupun perkataan. Sebab, tidak ada hukum dalam adat yang menyatakan hal itu boleh dilakukan, bahkan aturan adat yang menyatakan secara tegas bahwa posisi seseorang lebih tinggi dari Boru-nya pun tidak ada. Posisi diatas yang didapatkan seseorang dari Boru-nya hanyalah sebuah "anggapan". Suatu anggapan yang muncul karena bagi Boru, seseorang itu dengan sendirinya adalah Tondong atau orang yang harus lebih dihormati.

Seperti halnya tidak adanya aturan adat yang secara tegas menyatakan bahwa posisi Tondong lebih tinggi dari boru, juga tidak ada aturan adat yang secara tegas menyatakan bahwa merendahkan boru sebagai suatu pelanggaran. Namun seseorang yang sering bersikap merendahkan Boru-nya, pasti akan mendapatkan ganjaran. Yakni pada saat seseorang itu melangsungkan suatu acara adat. Sebab pada saat itu, Boru akan sangat berperan. Pekerja utama dalam suatu acara adat seperti menyiapkan makanan, menyiapkan tempat menyelenggaraan acara dan pekerjaan- pekerjaan "kasar" lainnya adalah tugas pihak Boru. Bila pihak Boru sebelumnya selalu direndahkan, bagaimana mungkin mengharapkan mereka bekerja dengan baik? Dan, tidak ada satu pun acara adat yang tidak melibatkan Boru. Dengan perkataan lain, tanpa adanya Boru, acara adat tidak akan pernah bisa dilaksanakan.

Salam Ibagas Habonaron Do Bona Horas……… Horas……………
Horas………

Lihat Juga Link :

1. http://garamasilimakuta.blogspot.com/2009/11/sejarah-simalungun.html 
2. http://garamasilimakuta.blogspot.com/2009/11/sambungan-sejarah-simalungun.html 
3. http://garamasilimakuta.blogspot.com/2009/11/sambungan-sejarah-simalungun_18.html
4. http://garamasilimakuta.blogspot.com/2009/11/siapakah-yang-disebut-sebagai-orang.html
5. http://garamasilimakuta.blogspot.com/2011/05/kerajaan-purba.html
6. http://garamasilimakuta.blogspot.com/2011/09/musik-tradisional-simalungun.html
7. http://garamasilimakuta.blogspot.com/2012/03/marga-marga-simalungun.html
8. http://garamasilimakuta.blogspot.com/2012/03/asal-usul-marga-purba.html
9. http://garamasilimakuta.blogspot.com/2012/03/sinaga.html
10. http://garamasilimakuta.blogspot.com/2012/03/damanik.html
11. http://garamasilimakuta.blogspot.com/2012/03/asal-usul-marga-sipayung.html
12. http://garamasilimakuta.blogspot.com/2012/03/identitas-simalungun-dari-persaudaraan.html
13. http://garamasilimakuta.blogspot.com/2012/03/tarombo-marga-sipayung.html
14. http://garamasilimakuta.blogspot.com/2012/03/benarkah-marga-girsang-bukan-cabang.html
15. http://garamasilimakuta.blogspot.com/2012/03/revolusi-sosial-berdarah-di-simalungun.html
16. http://garamasilimakuta.blogspot.com/2012/04/patunggung-simalungun.html 

Acara Natal DPK HIMAPSI UNIMED Tahun 2009

Horas .............

Ijon hanami roh mangundang nassiam haganupan Sanina, Botou nami haganupan
Ase roh ma nassiam mandihuti acara Natal
DPK HIMAPSI UNIMED ai ma na iadongkon
bani panorang :
Ari/Tanggal : Kamis, 17 Desember 2009
Ianan : GKPS PARDAMEAN MEDAN
Waktu : 18.00 wib – Salosei

Arap uhur nami bani parroh nassiam mandihuti acara Natal ta ai.

Anggolang hita na malaksanahon Natal taai ise nari ?

Salam Ibagas Habonaron Do Bona Horas……… Horas……………Horas………

DPK HIMAPSI UNIMED
Sie Humas
Dearmawanto Saragih
Cp: 081 397 773 664