Alkisah dari turi-turian Bah Tobu, sebuah sungai yang mengalir di wilayah Simalungun menuju pesisir timur. Tiga orang marsanina melakukan perjalanan menuju Sinumbah (tempat keramat) guna mengikuti ritualPahutahon, yang kelak berujung di tempat yang kini disebut Keramat Kubah.
Dalam
turi-turian tersebut, dikisahkan ketika di tengah perjalanan ketiga
bersaudara tersebut berhenti di tepi sebuah sungai yang banyak ditumbuhi
Pohon Sungkit (diucapkan: ‘Sukkit). Karena perjalanan dari
sekitar pesisir yang cukup meletihkan dan membuat perut lapar, mereka
mencoba mencari bahan panganan yang ada disekitar tepi sungai tersebut.
Namun
sayang, mereka tidak menemukan makanan yang bisa mengganjal perut.
Seketika mereka memperhatikan pohon sungkit yang mirip cikal kelapa,
berbunga kuning dan terdapat buah-buah kecil di dasar batang pohon jenis
palem tersebut.
Tanpa berfikir panjang, mereka segera memetik
buah-buah pohon sungkit disekitar sungai itu, sambil memakan buah yang
berasa seperti papermint tersebut. Meski mereka belum mengenal
tumbuhan sungkit sebelumnya, namun dikarenakan perut yang semakin lapar,
mereka yakin bahwa sungkit bisa mengganjal perut untuk bisa menambah
tenaga karena trio bersaudara itu masih harus melanjutkan pengembaraan
keilmuan lagi.
Setelah merasa cukup menyantap buah-buah dari pohon
sungkit tersebut, mereka segera menuju sungai untuk minum. Namun sebuah
kejadian aneh terjadi, mereka merasakan air yang diteguk dari aliran
sungai tersebut, terasa manis. Tidak seperti sungai-sungai yang lain,
air yang terasa tawar.
Karena menikmati air yang terasa manis tanpa dibubuhi gula tersebut, mereka mengatakan bahwa ini adalah‘Bah Tobu’ – ‘Sungai Manis’.
Entah penasaran atau memang kehausan, salah seorang dari tiga
bersaudara itu meminum air sungai yang manis tersebut dengan sangat
berlebihan, dan dikisahkan ia lemas dan tiada lagi sanggup melanjutkan
perjalanan. Hingga perjalanan dilanjutkan oleh dua bersaudara saja
hingga ke sebuah tempat ‘sinumbah’ yang kini disebut Keramat Kubah.
Tumbuhan Sungkit
Jika
mengingat turi-turian diatas, dapat kita perkirakan bahwa tanaman
sungkin sudah lama dikenal bagi masyarakat Simalungun. Dalam turi-turian
tentang air Bah Tobu yang terasa manis, sebenarnya bukanlah sebuah
kejadian aneh jika dikaji dari kandungan buah sungkit tersebut.
Buah Sungkit bisa mengubah rasa menjadi manis karena mengandung protein yang disebut Curculin.
Protein ini bisa tahan di mulut sampai setengah jam sebelum akhirnya
rasa manisnya menghilang. Ekstrak dari buah Sungkit derajat kemanisannya
setara dengan 350.000 sukrosa dan memiliki kemampuan dalam hal
modifikasi rasa. Curculin bisa mengubah rasa tawar dan asam menjadi
manis.
Sungkit merupakan tanaman yang menyukai keteduhan atau
kondisi tanpa sinar matahari langsung, dengan kandungan air yang banyak.
Bibit sungkit yang saya bawa dan saya tanam di kediaman saya di Medan,
dari lahan liar yang banyak ditumbuhi rotan di wilayah Marubun Kec.
Sipispis, nyatanya sungkit tumbuh sangat lambat dan daun yang tertinggal
kecil.
Sungkit lebih menyukai tanah yang subur, kaya akan bahan
organik. Sungkit terdapat di hutan primer dan sekunder dengan ketinggian
mencapai 2000 m dan di hutan hujan dengan ketinggian mencapai 1100 m.
Perbanyakan
sungkit dengan tunas batang bawah disekitar akar atau dengan
pembiakkan biji yang masak dan segar. Sungkit menghasilkan banyak tunas
batang bawah disekitar akar , yang dapat dipindah dan mudah tumbuh
menjadi tanaman baru.
Pada masyarakat Simalungun, tumbuhan sungkit
banyak dipergunakan untuk berbagai keperluan, misalnya dibuat menjadi
jaring ikan, tali, serta benang. Di samping itu, daun sungkit
dipergunakan juga untuk pembungus, seperti membungkus kue saat dikukus,
garam maupun daging.
Buah sungkit gemuk dan lancip seperti kuntum
melati. Ukurannya sedikit lebih besar dari biji kacang tanah. Kulit buah
tampak berbulu-bulu halus seperti beludru, berwarna putih keabuan.
Daging buahnya putih. Biji-biji hitam di dalam buah membuat daging buah
menjadi tampak berbintik-bintik.
Meskipun manisnya tidak terlalu
ekstrim, tetapi buahnya menghasilkan rasa sangat manis setelahnya ketika
minum setelah memakan buah ini. Ini juga terjadi ketika substansi asam
dirasakan setelah memakan buah tersebut, sehingga masyarakat Simalungun
dulu memakan buah ini untuk memberikan rasa manis ke makanan asam.
Tumbuhan
sungkit memiliki batang yang pendek dengan daun sejajar, tumbuh
berumpun, bunga bermahkota kuning yang setiap bunga memiliki enam
kelopak, disana pula buahnya ditemukan bergerombol putih dengan bijinya
yang hitam. Merupakan herba tahunan dengan tinggi hingga 1 m, dengan
akar rimpang tebal.
Tumbuhan Sungkit Sebagai Tambar
Daun,
ujung batang dan akar sungkit digunakan untuk mengobati demam. Rebusan
bunga dan akar sebagai obat sakit perut dan diuretic yaitu yang bekerja
pada ginjal untuk meningkatkan ekskresi air dan natrium klorida,
sementara itu rebusan akar rimpangnya digunakan untuk mengobati
pengeluaran darah haid yang terlalu banyak dan juga yang berhubungan
dengan kram selama haid dan digunakan pula sebagai tambar untuk sejenis
peradangan pada kedua mata . Buah sungkit bagi masyarakat Simalungun
dahulu, juga dipercaya bisa mengurangi panas dalam dan sakit
kepala.Tumbuhan sungkit dalam dunia hadatuon Simalungun, dipergunakan
juga sebagai salah satu bahan pengobatan mistis.
Masih dalam
tradisi kesimalungunan, Daun sungkit digunakan sebagai bahan campuran
mandi bagi wanita yang baru melahirkan. Disisi lain, karena buah sungkit
memiliki kandungan protein curculin yang bisa menimbulkan efek manis, menurut saya ini cocok bagi penderita diabetus mellitus sebagai pengganti gula.
Masih
dari khazanah partambaran Simalungun, Bahagian akarnya berfungsi untuk
mengobati sakit ginjal, menguatkan fungsi seks, dan sebagai bahan kumur.
Beberapa keluhan pembengkakan juga mempergunakan tumbuhan sungkit ini.
Sumber: http://simalungunonline.com/sungkit-%E2%80%93-tumbuhan-unik-berkhasiat-obat.html
Lihat Juga Link di bawah ini:
1. http://garamasilimakuta.blogspot.com/2012/03/tanaman-obat.html
Lihat Juga Link di bawah ini:
1. http://garamasilimakuta.blogspot.com/2012/03/tanaman-obat.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar