Tarombo Raja Silahisabungan di Huta Silalahi
Nabolak, Dairi , mengurai bahwa Raja Silahisabungan hanya memiliki dua
(2) istri dan delapan (8) putra yaitu : Lohoraja, Tungkirraja,
Sondiraja, Butarraja, Dabaribaraja, Debangraja, Baturaja, Tambunraja
serta satu putri yakni Deang Namora.
Tungkir Raja memiliki tiga (3) anak, yaitu :
Sibagasan, Sipakpahan dan Sipangkar. Adalah Guru Paung keturunan
Sibagasan yang memakai marga Sipayung. Dari Silalahi Nabolak keturunan
Sipayung kemudian merantau ke Samosir dan Simalungun. Di Samosir,
keturunan Sipayung diam bi Parbaba bersama keturunan Situngkir yang
sudah lebih dulu berdiam di Parbaba, Samosir.
Saya pernah membaca tulisan Kerajaan Purba
Simalungun yang kemudian mengangkat marga Sipayung sebagai Panglima
Goraha ( kepala pasukan kerajaan ) di kerajaan Purba karena
kesaktiaanya. Sang Panglima kemudian dikawinkan dengan parboruon
Kerajaan sehingga Sipayung menjadi Boru di Kerajaan Purba. Dari kisah
ini kemudian kehadiran marga Sipayung di Kerajaan Purba diakui dan
dianggap sebagai bagian dari Kerajaaan.
Kisah lain dari Simalungun, marga Sipayung
kemudian mengikat perjanjian (padan) dengan marga Sinaga. Sehingga
antara marga Sinaga dan Sipayung merupakan satu kesatuan dan diharamkan
untuk saling kawin-mengawini ( sampai sekarang ini, perjanjian ini masih
berlaku dibeberapa daerah di Simalungun Kahean). Dengan demikian ,
sejak kesepakan perjanjian itu, keberadaan marga Sipayung di Simalungun
tidak dipermasalahkan lagi oleh marga-marga di Simalungun.
Keturunan Sipayung telah
diterima Simalungun. Bahkan di daerah Raya Kahean, didapati sebuah
perkampungan yang disebut Huta Payung, dimana kampung tersebut hanya
dihuni (mayoritas) marga Sipayung. Meski secara tarikh tidak ada fakta
yang jelas sejak kapan keberadaan marga Sipayung bermukim disana, yang
jelas marga Sipayung sejak lama sudah eksis di Simalungun. Itu sebabnya,
marga Sipayung saat ini juga masih banyak didapati sebagai tetua-tetua
(sesepuh) kampung ataupun adat di Simalungun.
Di Simalungun, banyak kemudian keturunan Raja Silahisabungan dari Silalahi Nabolak seperti Sihaloho, Situngkir, Sigiro, Sidabutar, Sidabariba, dll, kemudian mengganti marganya menjadi Sipayung. Uniknya kemudian ada Sipayung Sihaloho, Sipayung Silalahi, dll.
Pada masa kolonialisme, Belanda meng-eksodus
orang bermarga-marga dari Tapanuli dan Karo di Simalungun sebagai
pekerja perkebunan dan pertanian. Populasi imigran ini sangat pesat ,
sehingga mengakibatkan pengambilalihan tanah-tanah rakyat Simalungun
oleh para pendatang dan hal ini sudah dianggap sangat membahayakan
masyarakat Simalungun waktu itu. Maka Raja Maropat di Simalungun (yaitu
Raja : Raya, Siantar, Tanohjawa dan Purba) mengadakan Harungguan Raja
Marompat (rapat besar empat raja) yang kemudian mengeluarkan ultimatum :
“hanya ada empat marga yang boleh memiliki tanah-tanah di Simalungun”,
sedangkan marga-marga lain ( selain : Damanik, Purba, Saragih, Sinaga )
hanya sebagai pemakai atau pengusaha dan harus tunduk dengat
aturan-aturan kerajaan Simalungun. Kondisi ini sempat mengakibatkan
situasi yang mencekam di Simalungun , karena banyak terjadi pengusiran
bahkan pembunuhan suku-suku pendatang di Simalungun.
Kondisi ini sangat berbeda dengan marga
pendatang seperti Sipayung, karena marga Sipayung jauh sebelumnnya telah
diterima dan memiliki perjanjian darah dengan marga Sinaga. Alhasil,
banyak marga-marga keturunan Raja Silahisabungan , seperti marga:
Sihaloho, Situngkir, Silalahi dan lain-lain , kemudian mengakuisisi
Sipayung dengan mengganti marga mereka menjadi Sipayung. Itu sebabnya
kemudian di Simalungun terjadi suatu kebiasaan , jika seseorang bertanya
; “Sipayung apa?” , kemudian dijawab : “ Sipayung Silalahi, Sipayung
Sihaloho, Sipayung Sinurat , dan sebagainya”.
Demikian halnya di Tanah Karo, keturunan
Silahisabungan kemudian berafiliasi dengan marga Sembiring. Sehingga
kemudian ada sebutan marga : Sembiring Sinulaki, Sembiring Keloko,
Sembiring Sinupayung, dan sebagainya. Bahkan lebih jauh, setelah ikatan
perjanjian darah antara Sipayung dan Sinaga, banyak kemudian terjadi
pertukaran marga karena umumnya beranggapan bahwa marga mereka adalah
sama. Marga Sipayung kemudian mengganti marganya dengan Sinaga dan
sebaliknya. Akibat kelamnya masa lalu tersebut, Sipayung
di Simalungun kemudian menjadi membatasi diri dan sampai hubungan
kerabat di Samosir juga terputus. Alhasil, asal-usul Sipayung di
Simalungun umumnya tidak dimengerti oleh keturunannya karena enggan
untuk diceritakan.
Ini merupakan fenomena dan jangan menjadi penghalang, terlebih apabila bertemu dengan marga Sipayung dari Samosir yang umumnya agak mengecilkan keberadaan Sipayung dari Simalungun.
Ketika terjadi Revolusi Sosial di Simalugun
(Maret 1946), dimana penguasa di Simalungun (Raja, Tuan) dan
kerajaan-kerajaan di Simalungun dibumi hanguskan ( dibantai dalam
pembunuhan massal ) oleh para pemberontak (revolusioner) pro-kemerdekaan
yang menuntut sistem kerajaan (feodalisme) dihapuskan di Sumatera Timur
( termasuk Simalungun ) dan segera menjadikan sistem pemerintahan
Negara Sumatera Timur. Hanya dalam waktu semalam, kebiadaban itu
terjadi. Beberapa kerajaan dan keluarga kerjaaan , Raja dan Tuan-tuan
di Simalungun lenyap diculik dan dibunuh.
Pasca revolusi sosial, kemudian marga-marga
pendatang yang sempat berafiliasi dengan marga-marga Simalungun kemudian
memisahkan diri lagi dan kembali kepada klan marga-marga aslinya.
Demikian halnya dengan marga-marga Sihaloho, Situngkir, Sinurat. Namun
tidak sedikit pula yang tetap mempertahankan marga Sipayung sebagai
marga keturunannya dan sampai sekarang ini keberadaan Sipayung di
Simalungun sudah tidak ada bedanya sebagaimana keberadaan marga Damanik,
Purba, Saragih dan Sinaga di Simalungun. Karena kelamnya masa lalu
tersebut, sehingga marga-marga ini harus mengganti marga mereka. Meski
pada dasarnya mereka adalah satu keturunan, dari Silahi Sabungan.
Hanya saat ini , masih banyak marga-marga
Sipayung belum begitu jelas akan kisah ini sehingga belakangan ini
keturunan Sipayung banyak yang kemudian enggan menerima keberadaan
mereka sebagai Pomparanni Raja Silahisabungan karena memang mereka telah
dilahirkan oleh Simalungun dan menjadi bagian dari darah-daging
Simalungun.
Horas, Diateitupa, Mauliate ( by. Hoga Sipayung )
Sumber : http://sayhaleluya.wordpress.com/2011/09/20/sipayung-asal-usulnya-dari-mana/
Lihat Juga Link :
1. http://garamasilimakuta.blogspot.com/2009/11/sejarah-simalungun.html
2. http://garamasilimakuta.blogspot.com/2009/11/sambungan-sejarah-simalungun.html
3. http://garamasilimakuta.blogspot.com/2009/11/sambungan-sejarah-simalungun_18.html
4. http://garamasilimakuta.blogspot.com/2009/11/siapakah-yang-disebut-sebagai-orang.html
5. http://garamasilimakuta.blogspot.com/2011/05/kerajaan-purba.html
6. http://garamasilimakuta.blogspot.com/2011/09/musik-tradisional-simalungun.html
7. http://garamasilimakuta.blogspot.com/2012/03/marga-marga-simalungun.html
8. http://garamasilimakuta.blogspot.com/2012/03/asal-usul-marga-purba.html
9. http://garamasilimakuta.blogspot.com/2012/03/sinaga.html
10. http://garamasilimakuta.blogspot.com/2012/03/damanik.html
11. http://garamasilimakuta.blogspot.com/2012/03/asal-usul-marga-sipayung.html
12. http://garamasilimakuta.blogspot.com/2012/03/identitas-simalungun-dari-persaudaraan.html
13. http://garamasilimakuta.blogspot.com/2012/03/tarombo-marga-sipayung.html
14. http://garamasilimakuta.blogspot.com/2012/03/benarkah-marga-girsang-bukan-cabang.html
15. http://garamasilimakuta.blogspot.com/2012/03/revolusi-sosial-berdarah-di-simalungun.html
16. http://garamasilimakuta.blogspot.com/2012/04/patunggung-simalungun.html
Lihat Juga Link :
1. http://garamasilimakuta.blogspot.com/2009/11/sejarah-simalungun.html
2. http://garamasilimakuta.blogspot.com/2009/11/sambungan-sejarah-simalungun.html
3. http://garamasilimakuta.blogspot.com/2009/11/sambungan-sejarah-simalungun_18.html
4. http://garamasilimakuta.blogspot.com/2009/11/siapakah-yang-disebut-sebagai-orang.html
5. http://garamasilimakuta.blogspot.com/2011/05/kerajaan-purba.html
6. http://garamasilimakuta.blogspot.com/2011/09/musik-tradisional-simalungun.html
7. http://garamasilimakuta.blogspot.com/2012/03/marga-marga-simalungun.html
8. http://garamasilimakuta.blogspot.com/2012/03/asal-usul-marga-purba.html
9. http://garamasilimakuta.blogspot.com/2012/03/sinaga.html
10. http://garamasilimakuta.blogspot.com/2012/03/damanik.html
11. http://garamasilimakuta.blogspot.com/2012/03/asal-usul-marga-sipayung.html
12. http://garamasilimakuta.blogspot.com/2012/03/identitas-simalungun-dari-persaudaraan.html
13. http://garamasilimakuta.blogspot.com/2012/03/tarombo-marga-sipayung.html
14. http://garamasilimakuta.blogspot.com/2012/03/benarkah-marga-girsang-bukan-cabang.html
15. http://garamasilimakuta.blogspot.com/2012/03/revolusi-sosial-berdarah-di-simalungun.html
16. http://garamasilimakuta.blogspot.com/2012/04/patunggung-simalungun.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar